Aku Jarang Bicara Politik, Tapi Kali Ini Aku Berisik

Kalau kamu udah lama kenal aku, atau ngikutin blog & media sosialku, pasti tau banget kalau aku tuh jarang banget ngomongin politik, cenderung apatis malah sama pemerintah. Media sosial buatku mostly tempat buat curhat receh, life update ringan, atau sekadar berbagi hal-hal fun yang kualami sehari-hari. Karena jujur, aku merasa politik bukan ekspertiseku. Kadang juga capek lihat timeline yang isinya debat kusir soal siapa yang benar, siapa yang salah.

Tapi, sejak malam demo 28 Agustus kemarin, hatiku rasanya terlalu marah untuk tetap diam. Seorang anak yang sama sekali gak bersalah harus kehilangan nyawanya sia-sia, dengan cara yang gak manusiawi. Dan ini bukan sekadar headline berita yang bisa kita skip lalu lanjut ke konten receh selanjutnya. Ini nyata, ini terjadi di negeri kita, di depan mata kita.

Aku sadar, mungkin suaraku kecil. Mungkin tulisan dan story IGku gak akan mengubah keadaan dalam semalam. Tapi aku percaya, dengan kita berisik, ada orang lain yang akan ikut tergerak juga. Dengan kita speak up, kita gak sendirian. Kita jadi saling menguatkan. Dan ini aku rasa bisa menjadi bentuk kecil dari perjuangan kita sebagai rakyat. Rakyat, yang seharusnya menjadi penguasa tertinggi di negeri ini. Kita punya media masing-masing, kapasitas masing-masing, cara masing-masing untuk ikut melawan ketidakadilan.

Jangan hanya diam. Jangan cuma cari aman. Jangan denial kalau memang ternyata Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Kalau kita diam, kita seolah ikut mengiyakan bahwa semua ini wajar, padahal jelas tidak. Tetap waspada, tengok kanan-kiri, jangan sampai fokus kita justru teralihkan oleh isu-isu horizontal yang sengaja dilempar buat bikin kita saling ribut. Fokus kita harus tetap ke tuntutan awal: meminta DPR bertanggung jawab. RESET.

Aku menulis ini bukan karena tiba-tiba jadi “paham politik”. Aku masih sama, mama anak dua yang lebih suka cerita receh daripada debat panas. Tapi kali ini aku merasa harus bersuara. Karena kalau bukan kita yang saling mengingatkan dan menguatkan, lalu siapa lagi?

ANG


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *